MEMASUKI ADAPTASI KEBIASAAN BARU
Merawat Antibodi Tubuh sebagai Alternatif Pencegahan Penularan Covid 19
Pandemi Covid-19 belum menunjukkan adanya penurunan yang signifikan. Tercatat sebanyak 45,2 Juta- per 30 Oktober, kasus positif covid seluruh dunia. Walaupun angka kematian semakin menurun, penularan Covid-19 masih pada angka yang tinggi. (Data) Hal ini disebabkan karena berbagai faktor-mulai dari penanganan pemerintah, kepedulian masyarakat, proses produksi dan uji vaksin, tingkat kekebalan tubuh dsb. Diinformasi dan pemberitaan media mengenai Covid-19 juga punya pengaruh besar dalam membentuk pola perilaku masyarakat luas. Resesi perekonomian nasional menyebabkan tingkat pemenuhan kebutuhan masyarakat menjadi sangat terganggu. Kendati demikian, kelaziman baru atau New Normal demi hidup berdampingan dengan Covid-19 menjadi pilihan utama. Seperti yang terjadi di Indonesia, New Normal dengan model Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan guna tetap mempertahankan perputaran ekonomi nasional.
Kesadaran masyarakat untuk tetap memprioritaskan kesehatan perlu mendapat perhatian besar. Faktor eksternal yang sudah diupayakan oleh pemerintah khususnya, perlu didorong dengan kepedulian individu untuk tetap melakukan pencegahan secara mandiri. Seperti yang telah dikemukanan oleh pemerintah, pencegahan itu bisa dilakukan dengan 3M : memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak. Dalam jurnal medis “Modes of transmission of virus causing COVID-19: implications for infection prevention and control (IPC) precaution recommendations”, WHO menyatakan bahwa transmisi virus bisa terjadi lewat beberapa cara seperti : kontak langsung, percikan air liur, udara, fomit (permukaan yang terkontaminasi), transfuse darah, ibu ke janin dan binatang ke manusia. Tetapi, perpindahan virus yang sudah terbukti dan terjadi dalam banyak kasus terjadi lewat kontak langsung, percikan air liur dan lewat udara.
Selain itu ada satu bentuk pencegahan yang sering dianggap remeh oleh masyarakat, yakni kekebalan tubuh. Dalam rangka memutus rantai penularan Covid-19 sangat penting memperhatikan segala bentuk pencegahan infeksi virus. Tingkat kekebalan tubuh manusia sangat beragam dalam menetralisir berbagai virus termasuk Covid-19. Kekebalan tubuh atau biasa disebut sistem imun merupakan sistem pertahanan alami yang akan menetralisir virus yang berasal dari dalam maupun luar tubuh.
Secara umum transmisi virus bergantung pada tingkat kekebalan tubuh manusia. Misalnya, antibodi seseorang masih bekerja dengan baik, lantas virus- virus yang akan menyerang secara otomatis menjadi lemah. Begitu pula sebaliknya, jika antibodi kita kurang terjaga berbagai virus dapat masuk dengan mudah. Walaupun belum ada penelitian medis yang secara imliah mengungkap ketahanan tubuh dalam menetralisir virus SARS-CoV2, secara mendasar virus yang menyerang tubuh merupakan self-limiting-disease yang bergantung pada sistem pertahanan tubuh. Kasus- kasus positif Covid-19 kebanyakan dialami oleh pasien usia rentan, kisaran umur 40- 70 (usia tua) yang tingkat imunitasnya sudah tidak begitu kuat. Produksi protein yang membentuk sel interferon yang berfungsi mencegah infeksi virus, semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.
Menjaga Sistem Imun Tubuh
Secara alami faktor usia memang punya pengaruh besar dalam tingkat ketahanan tubuh atau antibodi untuk menetralisir virus. Tetapi banyak sekali faktor Spenunjang untuk menjaga antibodi tubuh tetap bekerja secara maksimal.
Makanan
Makanan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Makanan yang masuk ke dalam tubuh mempunyai dampak baik sekaligus buruk, tergantung kandungan nutrisi di dalamnya. Dalam buku Panduan Gizi Seimbang Pada Masa Pandemi Covid 19 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan untuk menjaga pola makanan yang baik dengan mengkonsumsi buah- buahan, sayuran dan makanan rendah lemak serta gula. Asupan protein tubuh yang dijaga dengan baik akan mampu menghasilkan sel- sel imun sebagai pertahanan tubuh dalam mencegah infeksi virus.
Olahraga
Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur mampu meningkatkan metabolisme tubuh serta mengeluarkan bakteri dan racun- racun berbahaya yang bersemayam di tubuh, Walaupun kondisi mengharuskan sebagian besar aktivitas tubuh tetap di dalam rumah, olahraga kecil seperti berjalan kaki, senam, berjemur dsb bisa dijadikan pilihan. Secara ideal olahraga dilakukan setidaknya 3-5 kali dalam seminggu dengan waktu kurang lebih 30 menit. Pola- pola ini perlu dijadikan kebiasaan demi menjaga kebugaran jasmani dan menjaga tingkat imunitas tubuh.
Pola Hidup Sehat
Kondisi Pandemi mengajarkan banyak hal termasuk pentingnya menjaga pola hidup sehat. Transmisi virus yang sangat beragam menyebabkan penularan terjadi lewat banyak cara. Karena itu perlu tindakan pencegahan yang tinggi baik internal maupun eksternal. Upaya- upaya lain yang harus mulai diterapkan seperti menghindari alkohol, rokok, pola tidur teratur, menjaga kebersihan tubuh dsb. Kurang bijak jika kita tidak mau terinfeksi dengan virus tetapi lalai akan pola hidup yang sehat. Terlebih, vaksin virus SARS-CoV2 juga masih tahap uji medis dan belum diproduksi secara massal. Cara alternatif yang harus kita lakukan demi terhindar dari virus mematikan itu adalah tetap menjaga kesehatan dengan pola hidup yang baik.
BIODATA
NAMA : Andini Sulistyaningtyas L
NIM : 1704046094
PRODI : Tasawuf dan Psikoterapi
INSTANSI : UIN Walisongo Semarang
KELOMPOK KKN 134 CIREBON
#LawanCovid
#KabarWargaCirebon
Komentar